21 Feb 2017

Wayang dari Negeri Amarta




     Cintaku kepadamu tak lekang oleh waktu....Tahu lirik lagu tersebut? Ya, itu sebuah lirik lagu yang menggambarkan kecintaanku pada budaya wayang. Pewayangan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari budaya bangsa hasil karya para empu serta merupakan khazanah peninggalan kebudayaan bangsa. Wayang mengandung unsur-unsur filosofis, budi pekerti yang perlu disampaikan kepada generasi muda penerus bangsa.
Cerita pewayangan bersumber pada sebuah buku Ramayana dan Mahabarata. Tetapi tidak berarti bangsa Indonesia mengutip dari isi kedua buku tersebut. Namun, buku tersebut kemudian diolah oleh para empu sehingga menjadi lebih indah dan memuat kisah hidup manusia dari lahir sampai mati.
Unsur budi pekerti pada pewayangan sangat menarik aku untuk mengulasnya di blog ini. Selain sebagai wujud cinta budaya, juga mengacu kepada tujuan pendidikan nasional untuk mencetak manusia berbudi luhur lewat cerita pewayangan. Berharap tokoh wayang yang berwatak ksatria dan utama bisa dijadikan teladan sedangkan tokoh wayang yang berwatak angkara murka bisa dijadikan pelajaran.


Sumber gambar : Pinterest


     Menurut sumbernya setiap tokoh wayang tinggal di suatu negara. Tentu saja negara dalam cerita wayang berbeda dengan negara kita dimana suatu negara memiliki wilayah tertentu, rakyat tertentu, dan kedaulatan dalam batas wilayahnya. Konsep negara dalam wayang merujuk pada ‘negara-kota’. Artinya, seorang raja yang memiliki kuasa penuh dalam batas kota hanya meliputi istana dan sekitarnya. Sedangkan gunung, hutan, laut, sungai dan sebagainya tidak dikuasai oleh siapapun. Nama-nama negara dalam cerita wayang yang aku ketahui ada delapan, antara lain Astina, Pancala, Mandaraka, Wirata, Mandura, Dwarawati, Amarta, dan Trajutrisna.
     Dalam tulisan kali ini aku ingin mengulas tentang nama-nama tokoh wayang dari negara Amarta. Dalam kisah pewayangan Jawa, negara Amarta merupakan negara yang dikenal sebagai tanah para Pandawa Lima. Selain itu ada juga Raden Gatotkaca dan Raden Abimanyu yang tinggal di negara tersebut.

1. Prabu Puntadewa

     Prabu puntadewa adalah Raja Amarta. Kerajaan Amarta atau Indraprasta dikelilingi sebuah beteng yang kokoh dan kuat yang dinamakan beteng Kapurancang. Beteng ini merupakan bilah-bilah besi runcing yang ditata di atas tembok dinding pada batas kerajaan. Karena beteng itulah tidak semua musuh dapat dengan mudah memasuki kerajaan. Untuk mencapai Kapurancang harus menyeberangi jagang terlebih dahulu. Jagang merupakan telaga kecil yang mengelilingi beteng Kapurancang sehingga bila dilihat dari angkasa kerajaan Amarta bak pulau di tengah samudera.

Sumber gambar : Pinterest


   Nama-nama lain Prabu Puntadewa ialah Prabu Yudhistira, Prabu Gunatalikrama, dan Prabu Darmakusuma. Ia merupakan putra Prabu Pandudewanata, Raja Astina. Ibunya bernama Dewi Kuntinalibrata. Permaisuri Prabu Puntadewa bernama Dewi Drupadi yang merupakan putri dari Prabu Drupada yakni raja yang berkuasa di Pancala. Dari pernikahannya dengan Dewi Drupadi, ia dikarunai seorang anak yang bernama Raden Pancawala yang merupakan anak satu-satunya.
     Prabu Puntadewa adalah seorang raja yang memiliki sifat mulia. Ia adalah raja yang jujur, tidak pernah marah, penyabar, dan suka mengalah. Memiliki darah putih dan berjiwa suci. Sebagai raja, ia selalu bertindak adil dan mengutamakan kepentingan rakyatnya. Apa saja yang ia perintahkan selalu ditaati oleh rakyatnya. Tidak ada pencuri dan penjahat karena semua menyadari akan kewibawaan sang raja yang berbudi luhur dan arif bijaksana. Prabu Puntadewa memiliki pusaka yang berwujud kitab, dapat menghidupkan orang yang sudah mati di luar kehendak Tuhan. Namun bila sedang marah terhadap musuhnya, ia akan menjelma menjadi raksasa besar yang menakutkan.

2. Raden Werkudara

     Siapakah Raden Werkudara? Ia merupakan satria Jodipati. Kesatrian Jodipati adalah wilayah kerajaan Amarta. Ia memiliki ibu yang bernama Dewi Kuntinalibrata. Saat masih kecil Werkudara dipanggil dengan nama Raden Bratasena. Ia juga memiliki nama-nama lain seperti Raden Bima, Raden Sena, Raden Jagalabilawa, dan Raden Bayuputera. Kalian pasti tahu obat Kuku Bima? Ya, nama itu terinspirasi dari Raden Werkudara atau Raden Bima. Ia memiliki kuku yang panjang dan sangat tajam. Dapat untuk merobek-robek perut musuhnya, terkenal dengan nama Kuku Pancanaka.

Sumber gambar : Pinterest


   Raden Werkudara memiliki tiga orang istri antara lain Dewi Arimbi yang memiliki seorang putra bernama Raden Gatotkaca, Dewi Nagagini yang memiliki seorang putra bernama Raden Antareja, dan Dewi Urangayu yang memiliki putra bernama Raden Antasena. Watak dan sifat-sifat Raden Werkudara pantas untuk ditiru. Jujur, suci, serta sederhana. Siapa yang baik akan dihormatinya, namun siapa yang jahat ia tidak segan untuk melawan.  Selalu setia dan hormat kepada gurunya yaitu Batara Bayu dan Begawan Durna. Selalu menjunjung tinggi kewibawaan Pandawa. Jika saudara-saudaranya sedang berperang melawan musuh, ia membela mati-matian karena prinsip hidupnya adalah “mati satu mati semua, mukti satu mukti bersama”.
   Selain memiliki kuku yang panjang, Raden Werkudara juga memiliki beberapa kelebihan lainnnya. Ia memiliki kekuatan angin yang amat dahsyat, dapat merobohkan semua yang diterjangnya. Jika berjalan jauh langkahnya cepat laksana kilat tidak dapat dikejar oleh siapa saja. Memiliki perawakan yang kekar, tinggi besar, kukuh, serta kuat. Raden Werkudara juga disebut sebagai satria Panenggak Pandawa yang memiliki senjata gada besar dengan sebutan Gada Rujakpolo. Gada tersebut dapat menghancurkan apa saja yang dipukulnya.

3. Raden Arjuna

     Nah, tokoh wayang satu ini pasti tidak asing bagi kalian. Satria dari Maduraka yang memiliki rupa yang tampan dan pandai memanah ini dikenal dengan Raden Arjuna. Putra ketiga dari Prabu Pandudewanata dan ibunya yang bernama Dewi Kuntinalibrata. Ketika masih kecil ia bernama Raden Permadi. Nama-nama lain Raden Arjuna ialah Raden Pamadya, Raden Janaka, Raden Margana, Raden Palguna, dan Raden Dananjaya. Ia memiliki banyak istri, namun permaisurinya hanya satu yaitu Dewi Wara Sumbadra yang merupakan adik dari Prabu Kresna seorang raja Dwarawati. Dengan Dewi Wara Sumbadra ia dikarunai seorang putra bernama Raden Abimanyu. Anak-anak yang lain diantaranya ada Bambang Irawan, Raden Bratalaras, Raden Priyambada, Raden Wisanggeni, dan Endang Pergiwa.

Sumber gambar : Pinterest


    Raden Arjuna adalah tokoh wayang yang suka bertapa. Selain suka menolong, ia juga senang bergaul dan pandai menyesuaikan diri dimanapun ia berada. Selalu taat dan setia kepada gurunya, Begawan Durna. Raden Arjuna memiliki bermacam-macam kelebihan. Ia sakti mandraguna yang menjadikannya kekasih para dewa. Bila berbicara, bahasa dan suaranya halus dan indah didengar. Meskipun memiliki banyak istri, ia tetap bisa bertindak adil terhadap mereka. Ia pemerhati masalah pendidikan dan keindahan.
     Senjata-senjata yang dimiliki oleh Raden Arjuna antara lain Panah Pasopati, Pulanggeni, dan Ardodedali. Senjata-senjata tersebut merupakan pemberian dari para dewa. Raden Arjuna juga disebut sebagai Satria Pamadyaning Pandawa, dan terkenal sebagai satria ‘lelananging jagad’. Lelananging atau lanang dalam bahasa Jawa diartikan sebagai lelaki. Mungkin karena ia memiliki paras yang paling rupawan dari sekian banyak tokoh wayang.

4. Raden Nakula

     Raden Nakula merupakan putra keempat dari Prabu Pandudewanata. Ibunya bernama Dewi Madrim. Prabu Pandudewanata beristri dua orang yaitu Dewi Kunti dan Dewi Madrim. Ketika dewi Kunti sudah memiliki tiga orang putra, Dewi Madrim belum berputra seorangpun. Maka menjadi iri Dewi Madrim terhadap Dewi Kunti. Lalu Prabu Pandudewanata memerintahkan Dewi Kunti untuk menyerahkan Aji Adityahradaya kepada Dewi Madrim.
     Aji Adityahradaya adalah suatu ajian untuk memnaggil para dewa. Seketika datanglah dewa bernama Batara Aswin. Selanjutnya Batara Aswin bersatu rasa dengan Dewi Madrim yang menyebabkan Dewi Madrim hamil. Selang beberap waktu akhirnya Dewi Madrim melahirkan anak kembar yang diberi nama Nakula dan Sadewa. Satu ayah lain ibu dengan Puntadewa, Werkudara, dan Arjuna.
     Saat ibunya meninggal, Raden Nakula masih kecil. Ia masih dipanggil dengan nama Raden Pingten. Sejak itu Raden Nakula dan Sadewa diasuh oleh Dewi Kuntinalibrata. Ia dan ketiga putranya sangat menyayangi Raden nakula dan sadewa. Kesatrian Raden Nakula bernama Tanjung Anom. Ia tidak memiliki kesatian yang istimewa namun ia pandai dibidang pertanian dan rajin bekerja.


Sumber gambar : Pinterest


5. Raden Sadewa

     Raden Sadewa adalah satria dari Bumiretawu. Ia adalah putra terakhir dari Prabu Pandudewanata dan Dewi Madrim. Ketika masih kecil ia bernama Raden Tangsen. Raden Sadewa merupakan saudara kembar dengan Nakula. Kembar rupa maupun suaranya. Kalau berbicara tegas dan mantap suaranya. Raden Sadewa berwatak kesatria utama. Ia sangat adil, bijaksana, sederhana, jujur, dan berbudi luhur. Berani karena benar, takut karena salah adalah prinsip hidupnya. Selalu berhati-hati dalam bertindak serta cermat, teliti, dan bersahaja.
     Raden Sadewa memiliki beberapa kelebihan. Ia seorang kesatria yang sangat sakti, cerdik dan pandai, serta waspada. Mengerti dan tahu sesuatu yang akan terjadi. Putra-putra Prabu Pandudewanata dengan dua orang istri semuanya ada lima orang yaitu Puntadewa, Werkudara, Arjuna, Nakula, dan Sadewa. Kelimanya biasa disebut Pandawa yang artinya darah Pandu atau putra Prabu Pandu. Melihat putra-putranya yang tampan-tampan, berani, gagah perkasa, dan berbudi luhur, Prabu Pandudewanata merasa senang dan bahagia.

6. Raden Gatotkaca

     Tokoh wayang yang satu ini pasti tidak asing di telinga kalian yaaa.... Satria Pringgadani ini bernama Raden Gatotkaca yang juga memiliki nama lain yaitu Raden Tetuka dan Raden Rimbiatmaja. Ia merupakan putra dari Raden Werkudara dan Dewi Arimbi. Pernikahannya dengan Dewi Pergiwa yang merupakan anak dari Raden Arjuna dikarunia putra yang diberi nama Raden Sasikirana.

Sumber gambar : Pinterest


   Ketika Raden Gatotkaca lahir, tidak ada satu pun senjata yang dapat memotong tali pusarnya. Pamannya, Raden Permadi berusaha mencari senjata yang dapat memotong tali pusar tersebut. Alhasil ia memperoleh senjata Kuntawijaya. Namun ia hanya memperoleh sarung senjatanya saja karena Raden Permadi berebut senjata dengan Prabu Karna, dan kerisnya dapat direbut oleh Prabu Karna. Meskipun begitu tali pusar Raden Gatotkaca tetap bisa dipotong meski hanya dengan sarung senjata tersebut.
     Raden gatotkaca satria gagah berani dan perkasa serta sangat sakti. Ototnya bagai kawat, tulangnya bagaikan besi. Ia memakai Kotang Antakusuma yang tidak mempan oelh senjata apapun. Ia juga dapat terbang tanpa sayap, meloncat tanpa sotang, serta duduk di atas awan gelap. Kecepatan terbangnya bagaikan kilat.
     Raden gatotkaca memiliki Caping Basunanda, jika hujan ia tidak akan kehujanan, jika panas ia tidak akan kepanasan. Dalam perang Baratayuda, ia gugur di medan perang oleh Prabu Kresna seorang senapati dari negara Astina dengan senjata Kuntawijaya.

7. Raden Abimanyu

     Raden Abimanyu adalah satria Plangkawati. Juga disebut Raden Angkawijaya. Ia merupakan putra Raden Arjuna satria dari Madukara dan Dewi Warasumbadra. Istri Raden Abimanyu ada dua orang yaitu Dewi Siti Sundara yang merupakan anak dari Prabu Kresna dan Dewi Utari yang merupakan anak dari Prabu Matswapati. Pernikahannya dengan Dewi Utari dikarunia putra yang diberi nama Raden Parikesit. Setelah perang Baratayuda, Parikesit menjadi raja Astina yang bergelar Prabu Parikesit. Parikesit memiliki paras yang rupawan seperti ayahnya. Sangat disayang oleh kedua orang tuanya.

Sumber gambar : Pinterest


     Raden Abimanyu adalah seorang kesatria agung yang berbudi luhur. Oleh karena itu Raden Werkudara sangat sangat kepadanya. Raden Abimanyu juga sangat sayang kepada Raden Gatotkaca. Kedua satria ini saling membantu pada saat mereka berperang melawan musuh.
     Dalam pakeliran wayang purwa, kita sering menjumpai Raden Abimanyu perang melawan raksasa yang bernama Buta Cakil. Biasanya Raden Gatotkaca selalu membantunya apabila musuh tersebut mengancam. Dalam perang Baratayuda, Raden Abimanyu tampil sebagai senapati Pandawa. Ia gugur di medan perang karena dikerubuti oleh prajurit-prajurit Kurawa.


     Nah, itulah beberapa kilasan tokokh-tokoh wayang dari negara Amarta. Tentu saja masih banyak tokoh-tokoh wayang dari negara lain yang akan aku ulas di lain waktu. Mohon maaf karena belum sempat membubuhkan gambar dari masing-masing tokoh wayang. Tapi pasti nanti akan aku post dijudul artikel yang berbeda. See you di artikel wayang selanjutnya yah, terima kasih sudah menyempatkan membaca blog aku yang sederhana. J

1 komentar: