Suara
bising kendaraan
Polusi
asap bertebaran
Kemacetan
kendaraan merjalela
Ditambah
pikiran gundah gelisah
Di
balik kaca mobil
Kusaksikan
berbagai kelelahan warga Jakarta
Termasuk
aku
Tak
banyak yang bisa kulakukan
Selain
terdiam sembari memutar lagu
Di
balik kaca mobil
Mataku
menebar pandang
Ada
pedagang asongan dan pengemis
Muncul
dibenakku
Bagaimana
kalau aku jadi mereka
‘Sanggupkah
aku melawan kerasnya hidup
Disela
lamunanku
Ada
yang mengetuk kaca mobil
Kudapati
seorang kakek tua
Dengan
baju yang sangat lusuh
Dia
datang menawarkan minuman
Entah
ini apa rasanya
Aku
tertegun melihat raut wajahnya
Kubuka
kaca mobil
Dan
kulempar senyum
‘Hai
Kek, aku mau minumannya satu’
Kulihat
bibirnya yang kering
Memberi
senyum kepadaku
Sesaat
setelah itu
Dia
pergi berlalu
Aku
masih memperhatikannya
Dibalik
kaca mobil
Ada
perasaan bergelayut
Sedih
dan kasihan
Diumurnya
yang senja
Dia
masih semangat mencari nafkah
Aku
bangga padamu Kek
Banyak
orang memilih untuk mengemis
Tapi
kamu tidak
Kami
anak muda sering sekali mengeluh malas
Tapi
melihatmu
Rasanya
sangat malu
Malu
pada diri sendiri
Semangatmu
menginspirasi
Dibalik
kaca mobil
Aku
dapat pelajaran berharga
Aku
bersyukur
Tak
ada yang seindah pertemuan singkat tadi
Dilain
waktu
Kuharap
pertemuan indah ini
Menjadi
pertemuan kedua,ketiga
Dan
seterusnya
Semoga
Allah memberikan kita umur panjang
Terima
kasih Kek
NB:
Bersyukur jangan sekedar bersyukur namun berbagi adalah salah sikap nyata dari
hanya sekedar kata bersyukur.
Lampu
merah Tanjung Barat, Jakarta Selatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar