14 Okt 2016

Di Balik Kaca Mobil



Suara bising kendaraan

Polusi asap bertebaran

Kemacetan kendaraan merjalela

Ditambah pikiran gundah gelisah

Di balik kaca mobil

Kusaksikan berbagai kelelahan warga Jakarta

Termasuk aku

Tak banyak yang bisa kulakukan

Selain terdiam sembari memutar lagu



Di balik kaca mobil

Mataku menebar pandang

Ada pedagang asongan dan pengemis

Muncul dibenakku

Bagaimana kalau aku jadi mereka

‘Sanggupkah aku melawan kerasnya hidup

Disela lamunanku

Ada yang mengetuk kaca mobil

Kudapati seorang kakek tua

Dengan baju yang sangat lusuh

Dia datang menawarkan minuman



Entah ini apa rasanya

Aku tertegun melihat raut wajahnya

Kubuka kaca mobil

Dan kulempar senyum

‘Hai Kek, aku mau minumannya satu’

Kulihat bibirnya yang kering

Memberi senyum kepadaku

Sesaat setelah itu

Dia pergi berlalu

Aku masih memperhatikannya

Dibalik kaca mobil



Ada perasaan bergelayut

Sedih dan kasihan

Diumurnya yang senja

Dia masih semangat mencari nafkah

Aku bangga padamu Kek

Banyak orang memilih untuk mengemis

Tapi kamu tidak

Kami anak muda sering sekali mengeluh malas

Tapi melihatmu

Rasanya sangat malu

Malu pada diri sendiri

Semangatmu menginspirasi



Dibalik kaca mobil

Aku dapat pelajaran berharga

Aku bersyukur

Tak ada yang seindah pertemuan singkat tadi

Dilain waktu

Kuharap pertemuan indah ini

Menjadi pertemuan kedua,ketiga

Dan seterusnya

Semoga Allah memberikan kita umur panjang

Terima kasih Kek





NB: Bersyukur jangan sekedar bersyukur namun berbagi adalah salah sikap nyata dari hanya sekedar kata bersyukur.



Lampu merah Tanjung Barat, Jakarta Selatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar